Khamis, 27 April 2017

Kita Kembali.

Debu debu jalan di belakang,
Melayang berpusar di hadapan kita,
Sekian waktu direntang terang,
Bercahaya menyuluh alam terbentang,
Erat terpaut sepuluh jari berselang,
Antara aku dan kamu tak terkatakan,
Siapa mawar siapa mentari,
Siapa bintang siapa langit,
Yang kita tahu hanya jernih mata kasih,
Memayungi angkasa sukma tak ternampakkan,
Suara nurani tak terdengarkan,
Hingga debu pun datang menatang usia,
Loceng hayat ikut bergetar,
Baru kita tersedar tersentak mencari di mana kita berada,
Di tengah badai menghimpit dan berlalu,
Mujur debu itu tak membutakan kita,
Ia malah titik temu kelana kita,

Bukalah mata,
Kita telah kembali,
Untuk sebuah pertualangan baru,
Ke kampung sentosa,
Di sana ada teratak di bawahnya sungai sungai,
Telah terjalin segala cinta tanpa rahsia tanpa angan,
Tiada lagi noktah mahupun selamanya,
Yang ada sudah cukup bagi kita,
Kerana yang ada itu adalah yang kekal,
Sebagaimana matahari bersinar bersendirian,
Menghidupkan suara hati sebelum lembayung menjelma,
Sebelum melabuh tirai cerita,

Hentikan santun yang terbungkam,
Tiada malam kan sanggup kelam,
Tenggelam diam karam menerkam,
Berdiri bersemi sunyi digari,
Fitrah resam pengembara menolak tunduk,
Pedoman perantau melangkahi sempadan,
Nukilan punjangga memujuk hati luka,
Kalam mesti persis sepertinya,
Atau kita sedia tertimbus dalam liang berbeza,
Meniti titian itu tanpa kita bersama,
Sedang tangan kita sesaat terpaut,
Setelah akal kita tak pernah di sini,
Memikirkan tentang di mana kita,
Yang hilang.....

Tiada ulasan:

Catat Ulasan