Gebeng yang luka
Kita ghairah merubah sebanyak tanah bertuah
konon demi rezeki alam dan udara kita.
Kita sengaja terlupa tanah cicit yang syahdu,
tuli akan senandung insan dan unggas nan merdu.
Kita sengaja terlupa tanah cicit yang syahdu,
tuli akan senandung insan dan unggas nan merdu.
Dari denai ke rimba dan sungai ke samudera
terdengar rintih ombak meraung bumi sejarah.
Pernahkah kita bertanya pada Gebeng terluka—
bersyair, berpantun demi kebahagiaannya?
terdengar rintih ombak meraung bumi sejarah.
Pernahkah kita bertanya pada Gebeng terluka—
bersyair, berpantun demi kebahagiaannya?
Kita hanya memacakkan gedung dan kilang zahir
merela bumi Gebeng teracun beransur cair.
Kita sedang alpa malah amat bangat terlupa—
harta terkini menutup masa depan yang lara.
merela bumi Gebeng teracun beransur cair.
Kita sedang alpa malah amat bangat terlupa—
harta terkini menutup masa depan yang lara.
Di sisi mewah harta cemar sejarah bermula,
kita sedang memahat hikayat tragedi bangsa.
kita sedang memahat hikayat tragedi bangsa.
7 Oktober, 2011 ––A. SAMAD SAID
anti lynas
anti lynas
Tiada ulasan:
Catat Ulasan